Menurut Wikipedia Tarian ini menceritakan bahwa kasih sayang ibu kepada anaknya melalui menggendong bayi dengan payung terbuka dengan hati-hati dan perhatian.
Menurut legenda yang berkembang di Lereng barat Gunung Merapi (Kecamatan Dukun, Salam, Sawangan), tari Bondan adalah tari untuk mengingat sosok Nyai Bondan Kejawan, pengasuh Dewi Sri, Ibu kesuburan dalam mitologi Jawa. Bayi yang digendong penari melambangkan Dewi Sri yang selepas tercipta dari telur yang dikulum naga Antaboga, lalu dititipkan pada keluarga petani, Kyai dan Nyai Bondan Kejawan.
Dalam kisah selanjutnya, ketika padi yang tumbuh dari pusara Dewi Sri terus berusaha dimakan oleh Bathara Kala,Kyai Bondan, sayng bapa pengasuh kemudian menjelma menjadi rumput kejawan yang biasa tumbuh di sela tanaman padi. Ia mengorbankan diri agar burung jelmaan Kala terlebih dahulu memangsa dirinya daripada bulir-bulir padi penjelmaan Dewi Sri.[1]
Legenda ini tersebar dari mulut ke mulut dan terus dituturkan pada sesepuh desa di kawasan tersebut. Kisah ini menunjukkan Tari Bondan sebagai salah satu tarian mistik dalam kosmologi masyarakat jawa.